Langsung ke konten utama

HILANGNYA SI MATA BIRU TERNATE

HILANGNYA SI MATA BIRU TERNATE

 W. S. Suprianto


 



Indonesia merupakan negara yang kaya akan flora dan fauna. Kekayaan ini  diantaranya terdapat hewan endemik di berbagai daerah. Dapat diperkirakan bahwa sebanyak 300.000 jenis atau sekitar 17% satwa di dunia terdapat di Indonesia. Kekayaan tersebut kemungkinan karena negara Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau dan diapit oleh dua wilayah biogeografis yaitu benua Asia dan benua Australia. Dari banyaknya kekayaan flora dan fauna yang terdapat di Indonesia ini, maka Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki tingkat kekayaan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Keanekaragaman jenis satwa liar di Indonesia ± 167 jenis mamalia, termasuk golongan yang dilindungi undang-undang (Alikodra, dkk, 1991). Kuskus  di  Indonesia  sudah  dilindungi   sejak  tahun 1990 melalui Peraturan Perburuan  Binatang Liar (PPBL) No. 226 /1931, UU No. 5/1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, dan UU No. 7/1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa (Saragih, dkk., 2010; Pattiselanno, 2007).
Kekayaan indonesia yang terlihat oleh dunia adalah satwa mamalia (hewan menyusui). Mamalia yang terdapat di Indonesia ini merupakan mamalia yang memiliki kantung. Namun, satwa mamalia yang terdapat di Indonesia ini mulai terancam punah. Salah satu satwa berkantung endemik yaitu di bagian Timur Indonesia yang terdapat di Papua (Irian Jaya), Sulawesi, Maluku, dan Pulau Timor adalah Kuskus (Farida dkk, 2004).
Kurangnya populasi satwa liar yang ada di hutan disebabkan oleh salah satu faktor kebutuhan manusia. Meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan akan pangan dan kegiatan pembangunan, telah terjadi eksploitasi sumber daya alam hayati yang berlebihan, sehingga menggangu kelestarian biodiversitas suatu kawasan termasuk di dalamnya keberadaan jenis satwa seperti Kuskus. Langkah-langkah perlindungan sangat diperlukan agar tidak terjadi penurunan populasi yang mengarah pada kepunahan.
Kuskus mata biru merupakan hewan mamalia berkantung (marsupialia)  endemik yang terdapat di Pulau Ternate. Hewan Kuskus ini aktif dimalam hari sehingga disebut sebagai hewan malam ( nokturnal). Kuskus merupakan satwa dengan famili Phalangeridae. Kuskus dari famili Phalangeridae merupakan marsupial Australian yang penyebarannya cukup luas dimulai dari bagian Timur Indonesia, Australia, Maluku, Papua New Guinea sampai beberapa kepulauan di bagian Timur Papua New Guinea (Petocz, 1994).
Keberadaan kuskus khususnya di Pulau Ternate mulai terancam punah. Populasi Kuskus Mata Biru di Pulau Ternate tersebar di hutan Tongole, Tobololo, Takome, dan Togafo. Kuskus cenderung hidup beradaptasi pada hutan lebat (Sinery, 2006). Hutan  merupakan habitat asli dari mamalia tersebut. Namun keberadaan kehidupan mamalia Marsupialia ini mulai terancam. Hewan endemik tersebut sering diburu dan dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat untuk kepentingan perdagangan dan dikonsumsi.


Komentar